![]() |
Cerita BI/www.bi.go.id
Kisah Dalam Pembayaran Digital
Di tengah hiruk-pikuk kota Medan, terdapat seorang pebisnis muda bernama Martini yang memiliki impian besar untuk memperluas bisnisnya ke pasar luar negeri. Martini adalah pemilik sebuah usaha kecil yang berfokus pada produk inovatif lokal (penjahit rumahan). Namun, kendala yang dihadapinya adalah terbatasnya akses pembayaran lintas batas dan konektivitas yang menghambat ekspansi bisnisnya.
Suatu hari, Martini mendengar tentang inisiatif terbaru dari Bank Indonesia yang mendorong digitalisasi dalam Sistem Pembayaran ASEAN melalui QRIS Cross-Border. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan konektivitas antara negara-negara anggota ASEAN, membuka pintu bagi pelaku usaha seperti Martini untuk merambah ke pasar internasional.
Visi Kreatif dalam Cerita
Martini terinspirasi dan mulai mengembangkan strategi bisnis yang memanfaatkan potensi dari QRIS Cross-Border. Dia berkolaborasi dengan perusahaan teknologi lokal yang telah memperkenalkan platform pembayaran berbasis QR terintegrasi yang dapat beroperasi lintas negara, yaitu aplikasi DANA, GOPAY dan OVO. Melalui platform ini, Martini mampu memperluas jangkauan bisnisnya secara efisien ke negara-negara tetangga ASEAN.
Dia melakukan kerja sama dengan mitra bisnis di Vietnam dan Malaysia. Melalui QRIS Cross-Border, Martini dapat menerima pembayaran dari konsumen di Vietnam dan Malaysia tanpa kesulitan konversi mata uang atau hambatan teknis. Inovasi ini memberinya keunggulan dalam menjangkau pasar baru dan menarik minat konsumen di wilayah ASEAN.
Martini juga terlibat dalam program yang didukung oleh Bank Indonesia, yang memberikan pelatihan dan dukungan bagi pelaku usaha dalam menerapkan teknologi QRIS Cross-Border. Dia berbagi pengalamannya dalam forum terbuka yang diinisiasi oleh bank sentral dan menjadi inspirasi bagi banyak pebisnis muda lainnya untuk memanfaatkan peluang dalam sistem pembayaran yang terhubung lintas negara.
Pentingnya ASEAN Sebagai Pusat Pertumbuhan Pembayaran Digital Dunia
ASEAN memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan dunia melalui integrasi digital dalam sistem pembayaran. Melalui QRIS Cross-Border, inisiatif ini memungkinkan terciptanya ekosistem bisnis yang terhubung di seluruh kawasan ASEAN. Pelaku usaha seperti Martini menjadi ujung tombak dalam mewujudkan visi ini.
Dengan adopsi yang luas terhadap teknologi ini, negara-negara anggota ASEAN bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi mereka. Konektivitas yang ditingkatkan akan memungkinkan arus perdagangan dan investasi yang lebih lancar, serta memperluas jangkauan pasar bagi para pelaku usaha.
Kesimpulan
Inisiatif digitalisasi dalam Sistem Pembayaran ASEAN dengan QRIS Cross-Border yang didukung oleh Bank Indonesia membuka peluang besar bagi ASEAN untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Melalui cerita Martini, kita melihat bagaimana inovasi dalam sistem pembayaran lintas batas dapat memberdayakan pelaku usaha kecil dan menengah untuk meraih pasar global.
Komitmen untuk mendorong kolaborasi lintas negara, memberikan pelatihan, serta menyediakan platform yang mendukung integrasi pembayaran lintas negara menjadi kunci bagi ASEAN dalam mengoptimalkan potensinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global melalui digitalisasi yang terkoneksi.
Supaya kita semakin melek digital dan terbiasa dengan penggunaan QRIS sebagai salah satu metode pembayaraan, mari kita jadikan QRIS sebagai metode pembayaran pilihan kita dan ingatlah slogannya "QRISnya satu, menangnya banyak!".
Featured article ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba BI Digital Content Competition 2023 yang diadakan oleh Bank Indonesia. Participant of BI Digital Content Competition 2023.
